Kala itu kita pernah hidup di rahim,
dan kita menyebutnya sebagai surga Azali. Semua doa, harapan, dan sari-sari
kebaikan kita nikmati. Seperti matahari pagi yang menyinari sebuah taman bunga.
Ia selalu dirawat oleh pemiliknya sehingga orang yang melihatpun bersuka cita karenanya. Sampai suatu masa dalam rahim, Tuhan
meminta kesaksian kepada kita : “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” dan kita menjawab
: “Benar Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”.
Hendak kemanakah kita ?
Hendak kemanakah kita ?
Sampai suatu masa kita terlahir ke
dunia, kita menangis dan orang di sekeliling kita menyambut dengan tawa…
Kala itu kita mengenal apa itu kasih
sayang keluarga dan kita menyebutnya masa kanak-kanak.
Sampai suatu masa kita mencapai akil
baligh, kita bersuka cita dan orang di sekeliling kita berpesan, “Peganglah
akhlak yang telah kami ajarkan semasa kanak-kanakmu dulu…”
Kala itu kita mengenal apa itu cinta
kasih, pertemanan, permusuhan, dunia dan kita menyebut itu semua pendewasaan. Dan
kita mulai menulis catatan amal, baik dan buruk.
Sampai suatu masa, kita menemui
suatu petunjuk menuju kebenaran hakiki.
Hendak kemanakah kita ?
Ada yang mengikuti petunjuk itu dan
ada pula yang mendustakan. Namun tak sedikit yang menerima petunjuk harus
menyerah. Kala itu kita menyebutnya ujian.
Ketahuilah kawan,
Sampai pada akhirnya kita akan meninggalkan dunia ini, yang mana orang-orang menyebutnya kematian. Namun ada 2 pilihan :
Hendak tertawa atau menangiskah
kita? sebagaimana orang di sekeliling kita melepas kita dengan tangisan…
Akhirnya, hanya kepada Tuhan kita
akan akan kembali…
0 comments:
Post a Comment